Omicron BA.4 & BA.5 Merebak
ls bmwi – Virus Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 merebak masuk Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan puncak kasus dari subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mencapai maksimal 25 ribu dalam sehari.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pun meminta masyarakat untuk meningkatkan kembali kewaspadaan terhadap Omicron BA.4 dan BA.5. “Adanya varian baru omicron ini kami minta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya,” kata Sandiaga.
Sandiaga juga meminta kepada pelaku usaha pariwisata jangan sampai melonggarkan Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) atau CHSE. Penerapan CHSE dengan disiplin diharapkan bisa mengurangi resiko penyebaran Covid-19 dari klaster pariwisata.
“Penerapan CHSE ini harus disiplin di setiap akomodasi dan tempat rekreasi,” katanya.
Selain itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan melakukan pengawasan dan memantau perkembangan kasus. Dia berharap berbagai antisipasi ini tidak mengganggu momentum pemulihan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kami akan pantau dan mudah-mudahan tidak akan mengganggu momentum pemulihan ekonomi,” kata Sandiaga.
Untuk diketahui, penambahan kasus baru tercatat sebanyak 1.180 pasien. Sehingga total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 6.069.255.
Kasus aktif pada senin tercatat naik 505, sehingga total kasus aktif menjadi 9.099. Sementara untuk angka kesembuhan hari ini tercatat 667 orang, dan total pasien sembuh telah mencapai 5.903.461.
Sedangkan angka kematian hari ini dilaporkan sebanyak 8, dan total kasus kematian mencapai 156.695 orang. Kemenkes mencatat hari ini ada 2.617 orang yang berstatus suspek.
Ada Subvarian BA.4 dan BA.5, Level Transmisi COVID-19 di Indonesia Bisa Naik ke Level 2
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa level transmisi COVID-19 di Indonesia akan naik ke level 2 berdasarkan level transmisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini dikarenakan penambahan kasus yang dipicu subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
“Berdasarkan level transmisi menurut WHO, Indonesia akan naik ke level 2. Sekarang kita masih seribu jadi kita monitor ketat,” ujar Budi dalam wawancara yang ditayangkan saluran YouTube Sekretariat Presiden dikutip Kamis (16/6/2022).
Menurut Budi, level transmisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini mirip dengan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Indonesia.
Ia menambahkan, level 1 transmisi menurut WHO adalah 20 kasus per 100 ribu penduduk per hari. Jika diterjemahkan ke penduduk Indonesia, angka tersebut setara 7.700 per hari.
Perkiraan naiknya level transmisi ke peringkat 2 dikarenakan kasus harian mulai menunjukkan peningkatan hingga tembus angka 1.000. Pihak Budi telah mempelajari pola dari subvarian baru yang menjadi penyebab peningkatan kasus yakni BA.4 dan BA.5.
“Kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama masuknya BA.4 dan BA.5, puncaknya itu sepertiga dari puncak Omicron atau Delta sebelumnya. Jadi kalau kita Delta dan Omicron puncaknya di 60 ribu kasus per hari, kira-kira puncaknya BA.4 dan BA.5 di 20.000 per hari.”
Meski demikian, tingkat kematian yang disebabkan BA.4 dan BA.5 diperkirakan jauh lebih rendah. Mungkin, kata Budi, 1/12 atau 1/10 dari Delta dan Omicron.
“Jadi kita percaya akan ada kenaikan mungkin maksimalnya 20 ribu per hari satu bulan setelah diidentifikasi jadi sekitar minggu ketiga atau keempat Juli. Kemudian nanti akan turun kembali.
Tetap Waspada dan Hati-Hati
Melihat kasus yang terus meningkat, Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan konsisten menjalankan protokol kesehatan.
“Teman-teman tetap kita konsisten, di luar kita bisa membuka masker tapi begitu masuk kembali ke ruangan diharapkan dan disarankan kembali memakai masker.”
“Kita harus tetap waspada, karena mudah-mudahan Indonesia sudah baik sekarang, karena kita bukan negara yang sangat agresif untuk membuka, tetap waspada dan hati-hati.”
Imbauan waspada dan hati-hati dari Budi bukan tanpa alasan. Subvarian yang kini sedang banyak diteliti memang diketahui tak bisa dianggap remeh.
Menurut ahli epidemiologi Dicky Budiman, COVID-19 varian atau subvarian apapun jika dibiarkan maka dampaknya terhadap organ tubuh akan serius.
“Kalau tubuh terinfeksi secara berulang, dampaknya akan serius pada organ. Semakin ke sini, COVID-19 semakin terbukti dapat memicu dampak serius jangka panjang bukan hanya pada organ paru saja tapi juga organ yang tak diduga sebelumnya seperti otak, saraf, bahkan gangguan pertumbuhan bayi bagi ibu hamil,” kata Dicky.
Dampaknya Tidak Main-Main
Artinya, lanjut Dicky, dampak COVID-19 tidak main-main. Bahkan, COVID-19 pada anak-anak bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit degeneratif di masa depan.
“Harus diingat bahwa kemampuan BA.4 dan BA.5 dalam mereinfeksi atau menginfeksi ulang menunjukkan bahwa membiarkan tubuh kembali terinfeksi tidak akan menyelesaikan masalah dan tidak membuat imunitas menetap.”
Hal yang paling aman untuk melindungi diri dari infeksi menurut Dicky adalah vaksinasi dan menjaga perilaku adaptif seperti memakai masker dan protokol lainnya.
Dicky juga memprediksi bahwa kasus-kasus kematian mendadak dan kasus stroke yang meningkat pada kelompok dewasa muda bisa saja memiliki kaitan dengan infeksi COVID-19.
“Kasus kematian mendadak dan stroke yang meningkat pada dewasa muda itu besar dugaan salah satunya terkait dengan infeksi COVID, yang pada prediksinya ke depan akan semakin banyak.”
“Jadi ini yang harus disadari bahwa prinsip mencegah infeksi COVID-19 harus tetap diutamakan daripada terinfeksi COVID-19,” ujar Dicky Budiman.
Sumber: Merdeka.com
More information :
- (admin 1) 0815 7552 0823
- (admin 2) 0812 1501 7908
Baca juga : Sertifikasi Kompetensi Skema Barista BNSP, Pelatihan Barista Kopi
Tag : ls bmwi, lsppiu, jttc, jana dharma indonesia