Pernahkah Anda merasa kesal saat toko atau bisnis Anda ramai pengunjung, tapi omzet kok gitu-gitu aja? Atau mungkin, chat WhatsApp bisnis Anda penuh dengan pertanyaan, tapi ujung-ujungnya tidak ada transaksi? Jangan-jangan, Anda sedang berhadapan dengan Fenomena Rojali dan Rohana!
Sebagai praktisi di dunia pariwisata dan perhotelan, saya sering banget menemukan pola ini. Rojali, singkatan dari “rombongan jarang beli”, adalah sekelompok orang yang datang, lihat-lihat, coba-coba, tapi jarang banget closing transaksi. Sementara Rohana, alias “rombongan hanya nanya”, ini para pelaku online yang hobi banget bertanya detail produk atau jasa, namun setelah semua info diberikan, mereka menghilang bak ditelan bumi. Nah, di artikel ini, kita akan bongkar tuntas fenomena ini, kenapa bisa terjadi, dan bagaimana cara menanganinya agar bisnis Anda tetap melaju kencang!
1. Memahami Lebih Dalam Fenomena Rojali dan Rohana
Fenomena Rojali dan Rohana ini bukan cuma mitos, lho. Ini adalah kenyataan pahit yang sering dihadapi para pelaku usaha, baik online maupun offline. Mereka datang dengan antusiasme, tapi entah kenapa, antusiasme itu tidak berujung pada pembelian.
a. Siapa Itu Rojali?
Bayangkan Anda punya toko baju. Sepanjang hari, pintu toko Anda terbuka lebar, dan banyak orang masuk. Mereka memegang baju, mencobanya, bercermin, bahkan berdiskusi dengan teman-temannya. Anda sebagai pemilik toko atau sales sudah siap sedia memberikan pelayanan terbaik. Namun, setelah semua itu, mereka hanya mengembalikan baju ke tempatnya dan pamit pergi tanpa membeli apa pun. Nah, itulah Rojali. Mereka seringkali datang dalam kelompok, menikmati suasana, mencari hiburan, atau sekadar mengisi waktu luang. Mereka punya rasa ingin tahu yang tinggi, tapi daya belinya mungkin rendah, atau memang mereka tidak berniat membeli sejak awal.
b. Siapa Itu Rohana?
Beda lagi dengan Rohana. Mereka ini “penghuni” dunia maya. Anda punya akun Instagram bisnis atau toko online di marketplace. Setiap hari, Anda menerima banyak direct message atau pertanyaan di kolom komentar. Mereka bertanya harga, warna, ukuran, ketersediaan stok, ongkos kirim, bahkan promo yang sedang berjalan. Anda dengan sabar dan detail menjawab semua pertanyaan mereka. Anda mengirimkan foto-foto produk dari berbagai sudut, memberikan testimoni, bahkan menawarkan diskon spesial. Tapi, setelah Anda memberikan semua informasi yang mereka butuhkan, tiba-tiba mereka tidak membalas lagi. Mereka menghilang begitu saja. Ini dia Rohana, sang “rombongan hanya nanya” yang bisa bikin hati pelaku usaha online jadi galau.
Baca juga : 5 Dampak Nyata Pertumbuhan Ekonomi Melambat Bagi Pariwisata
2. Mengapa Rojali dan Rohana Muncul?
Ada banyak faktor yang menyebabkan kemunculan Fenomena Rojali dan Rohana ini. Memahaminya adalah langkah pertama untuk bisa menemukan solusinya.
a. Faktor dari Sisi Konsumen
Pertama, mari kita lihat dari sisi konsumen itu sendiri.
- Sekadar Lihat-Lihat/Survei Pasar: Banyak konsumen yang memang belum ada niat beli. Mereka hanya ingin tahu harga, membandingkan dengan toko lain, atau sekadar melihat-lihat tren terbaru. Ibaratnya, mereka sedang melakukan “riset” pribadi sebelum benar-benar memutuskan untuk membeli.
- Keterbatasan Budget: Ini sering terjadi. Mereka tertarik dengan produk atau layanan Anda, tapi anggaran yang mereka miliki tidak cukup. Mereka mungkin ingin, tapi tidak mampu.
- Bukan Target Pasar yang Tepat: Bisa jadi, produk atau layanan Anda tidak benar-benar cocok dengan kebutuhan atau keinginan mereka. Mereka datang atau bertanya karena penasaran, bukan karena memang membutuhkan.
- Mencari Hiburan atau Pengalaman: Terutama untuk Rojali, datang ke toko fisik bisa menjadi aktivitas sosial atau hiburan tersendiri. Mereka menikmati suasana, interaksi, dan pengalaman melihat-lihat barang tanpa harus membeli.
- Ketidakpastian dan Keraguan: Calon pembeli bisa ragu dengan kualitas, manfaat, atau bahkan legitimasi bisnis Anda. Mereka butuh keyakinan lebih sebelum mengeluarkan uang.
b. Faktor dari Sisi Pelaku Usaha
Selain dari sisi konsumen, kita juga perlu berkaca pada praktik bisnis kita sendiri.
- Informasi yang Kurang Jelas: Jika deskripsi produk di online kurang lengkap atau informasi di toko fisik tidak memadai, calon pembeli terpaksa bertanya banyak. Ketika informasi yang mereka dapatkan tidak sesuai ekspektasi, mereka cenderung mundur.
- Pelayanan yang Kurang Optimal: Pelayanan yang lambat, tidak ramah, atau kurang informatif bisa membuat calon pembeli kehilangan minat. Bahkan, jika produk Anda bagus, pelayanan yang buruk bisa jadi deal-breaker.
- Penetapan Harga yang Tidak Kompetitif: Jika harga Anda jauh di atas kompetitor tanpa ada nilai tambah yang jelas, wajar jika banyak yang hanya bertanya atau melihat-lihat saja. Mereka akan mencari yang lebih murah.
- Kurangnya “Call to Action” yang Kuat: Terkadang, kita sebagai penjual lupa untuk “memaksa” atau mengarahkan pembeli untuk bertransaksi. Mereka hanya melihat-lihat atau bertanya, dan kita tidak memberikan langkah selanjutnya yang jelas.
- Tidak Membangun Kepercayaan: Di era digital ini, kepercayaan adalah segalanya. Jika bisnis Anda tidak punya ulasan positif, testimoni, atau sertifikasi yang meyakinkan, calon pembeli akan ragu. Mereka khawatir penipuan atau produk yang tidak sesuai harapan.
Baca juga : Apa Itu Koperasi Desa Merah Putih? Menumbuhkan Ekonomi dari Akar Rumput
3. Strategi Jitu Menghadapi Rojali dan Rohana
Jangan menyerah! Ada banyak cara untuk mengubah Rojali dan Rohana menjadi pembeli setia. Ini dia beberapa strategi yang bisa Anda terapkan:
a. Peningkatan Kualitas Informasi dan Komunikasi
Pastikan calon pembeli mendapatkan semua informasi yang mereka butuhkan dengan jelas dan cepat.
- Lengkapi Deskripsi Produk: Untuk bisnis online, buat deskripsi produk sejelas mungkin, termasuk ukuran, bahan, fungsi, keunggulan, dan cara penggunaan. Gunakan foto dan video berkualitas tinggi. Untuk toko fisik, pasang label harga dan deskripsi singkat yang mudah dibaca.
- FAQ yang Komprehensif: Sediakan halaman FAQ (Frequently Asked Questions) di situs web atau akun media sosial Anda. Kumpulkan semua pertanyaan umum yang sering diajukan Rohana, dan berikan jawaban yang detail. Ini mengurangi frekuensi pertanyaan berulang dan membuat mereka bisa mencari info sendiri.
- Respons Cepat dan Ramah: Latih tim Anda untuk merespons pertanyaan dengan cepat, informatif, dan ramah. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti. Kecepatan respons sangat krusial, terutama bagi Rohana yang terbiasa dengan kecepatan internet.
b. Optimasi Pengalaman Pelanggan
Pengalaman yang menyenangkan bisa mengubah calon pembeli menjadi pembeli sejati.
- Berikan Pengalaman Unik (untuk Rojali): Jika Anda memiliki toko fisik, ciptakan suasana yang nyaman dan menarik. Tawarkan tester produk, demonstrasi, atau bahkan mini-workshop gratis yang terkait dengan produk Anda. Misalnya, toko kopi bisa mengadakan sesi coffee tasting gratis. Ini bisa jadi nilai tambah yang membuat mereka tertarik untuk membeli.
- Personalisasi Layanan: Cobalah untuk mengenali kebutuhan spesifik setiap calon pembeli. Jangan hanya menjawab pertanyaan secara robotik. Tawarkan rekomendasi yang relevan berdasarkan preferensi mereka. Misalnya, jika ada Rohana yang bertanya tentang paket liburan, tanyakan preferensi mereka (alam, budaya, petualangan) untuk memberikan rekomendasi yang lebih tepat.
- Program Loyalty: Tawarkan kartu anggota, poin reward, atau diskon khusus untuk pembelian pertama. Ini bisa mendorong Rojali dan Rohana yang tadinya hanya melihat-lihat atau bertanya, untuk akhirnya melakukan pembelian.
c. Membangun Kepercayaan dan Otoritas
Kepercayaan adalah fondasi transaksi bisnis.
- Ulasan dan Testimoni: Dorong pelanggan yang sudah puas untuk meninggalkan ulasan atau testimoni positif. Tampilkan ulasan ini di situs web Anda, media sosial, atau bahkan di toko fisik. Ulasan dari orang lain sangat efektif dalam membangun kepercayaan.
- Transparansi Bisnis: Jelaskan tentang bisnis Anda, siapa Anda, dan nilai-nilai yang Anda pegang. Buat mereka merasa nyaman dan percaya bahwa bisnis Anda asli dan bertanggung jawab.
- Sertifikasi dan Akreditasi: Nah, ini poin pentingnya! Bisnis yang memiliki sertifikasi dari lembaga terpercaya akan jauh lebih diyakini oleh calon pembeli. Sertifikasi menunjukkan bahwa bisnis Anda memenuhi standar tertentu, memiliki kualitas teruji, dan diakui secara profesional. Misalnya, di industri pariwisata, Sertifikasi Usaha Pariwisata adalah bukti nyata komitmen Anda terhadap kualitas dan pelayanan.
Baca juga : Ekonomi Pariwisata Naik Drastis? Ini 5 Kuncinya!
4. Pentingnya Sertifikasi Usaha Pariwisata untuk Bisnis Anda
Saya tidak bisa cukup menekankan pentingnya memiliki sertifikasi usaha pariwisata. Bagi Anda para pelaku usaha di sektor pariwisata, baik itu hotel, restoran, agen perjalanan, atau event organizer, sertifikasi bukanlah sekadar selembar kertas. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan membantu Anda menaklukkan Fenomena Rojali dan Rohana.
a. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Saat calon pembeli, terutama Rohana yang kritis, melihat bahwa bisnis Anda sudah tersertifikasi, keraguan mereka akan berkurang drastis. Sertifikasi adalah bukti otentik bahwa usaha Anda memenuhi standar operasional, standar pelayanan, dan standar keselamatan yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Mereka akan merasa lebih aman dan yakin untuk melakukan transaksi.
b. Membangun Citra Profesional dan Otoritatif
Sertifikasi mengangkat citra bisnis Anda. Anda tidak lagi dipandang sebagai usaha “biasa-biasa saja”, tetapi sebagai pelaku usaha yang profesional, berkomitmen pada kualitas, dan berintegritas. Ini akan meningkatkan otoritas Anda di mata konsumen dan membedakan Anda dari kompetitor yang belum tersertifikasi.
c. Peningkatan Daya Saing
Di pasar yang semakin kompetitif, memiliki sertifikasi memberikan Anda keunggulan. Ketika dihadapkan pada pilihan antara bisnis bersertifikasi dan tidak, sebagian besar konsumen akan memilih yang bersertifikasi. Ini membantu Anda menarik lebih banyak pelanggan dan mengubah Rojali serta Rohana menjadi pembeli loyal.
d. Memenuhi Persyaratan Regulasi
Beberapa jenis usaha pariwisata mungkin memiliki kewajiban untuk tersertifikasi sesuai peraturan pemerintah. Dengan memiliki sertifikasi, Anda tidak hanya mematuhi hukum, tetapi juga menunjukkan komitmen Anda terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab. Ini juga mempermudah Anda dalam mendapatkan berbagai perizinan lain yang mungkin diperlukan.
Saatnya Mengubah Tantangan Menjadi Peluang!
Fenomena Rojali dan Rohana memang bisa bikin jengkel, tapi ini adalah bagian tak terpisahkan dari dinamika bisnis. Alih-alih mengeluh, mari kita jadikan ini sebagai pemicu untuk terus meningkatkan kualitas produk, layanan, dan yang terpenting, kepercayaan pelanggan.
Salah satu cara paling efektif untuk membangun kepercayaan dan otoritas, terutama di sektor pariwisata, adalah melalui Sertifikasi Usaha Pariwisata. Ini bukan hanya tentang memenuhi standar, tetapi tentang menunjukkan kepada dunia bahwa bisnis Anda adalah pilihan terbaik, aman, dan terpercaya.
Jika Anda adalah pelaku usaha di bidang pariwisata dan ingin mengubah Rojali dan Rohana menjadi pelanggan setia yang loyal, inilah saatnya untuk mengambil langkah konkret.
Jangan biarkan Rojali dan Rohana terus menghantui omzet Anda! Segera tingkatkan kredibilitas dan daya saing bisnis Anda dengan melakukan Sertifikasi Usaha Pariwisata di Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata Bhakti Mandiri Wisata Indonesia.
Kami siap membantu Anda mencapai standar terbaik dan membawa bisnis Anda ke level selanjutnya. Kunjungi situs web kami atau hubungi tim ahli kami untuk konsultasi gratis dan informasi lebih lanjut. Mari bersama-sama wujudkan bisnis pariwisata yang berkualitas dan terpercaya!
🔹 Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut!
📞 Kontak: 0821-3700-0107
🌐 Website: LSU Pariwisata