lsupariwisata.com

Gunungkidul Kurang Dilirik untuk Bangun Hotel

Sertifikasi Usaha Hotel | Sertifikasi Usaha Pariwisata | LSU Pariwisata -Tiga daerah di Yogyakarta yaitu Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo kurang dilirik investor untuk membangun hotel kelas bintang.  Keengganan investor membangun hotel kelas bintang salah satunya, karena tak adanya fasilitas pendukung, seperti mall atau tempat wisata belanja. “Memang di Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul tujuan wisata khususnya pantai, yang menyedot banyak wisatawan, namun untuk menginap, wisatawan lebih memilih wilayah kota Yogyakarta yang dekat tempat wisata belanja,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istdjab, Rabu 3 Agustus 2014.

hotel neoDia menjelaskan, misalnya di Kabupaten Bantul, setidaknya hanya satu hotel kelas bintang, itu pun lokasinya di pinggiran wilayah kota Yogyakarta yang masih masuk wilayah Kabupaten Bantul.

“Di Kabupaten Gunungkidul dan Kulonprogo sama sekali belum ada hotel berkelas bintang,” ungkapnya.Menurutnya, investor selama ini lebih melirik wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang terus menjamur dengan berdirinya banyak hotel kelas bintang. “Selama ini, pembangunan hotel hanya terpusat di Kota Yogya dan Sleman saja,” imbuhnya.

Sebagai solusinya, Istidjab meminta agar pemerintah setempat memperbanyak pembangunan fasilitas pendukung yang memanjakan wisatawan.

“Bila tidak memungkinkan, bisa disiasati dengan memperbanyak event sekaligus promosi potensi wisata masing-masing daerah untuk menarik minat tinggal wisatawan,” tuturnya.

Mal bukan penghambat

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bantul, Bambang Legowo, menampik keberadaan mal adalah penghambat perkembangan hotel berbintang di wilayah Bantul.

Sebab, selama ini, wisatawan yang datang ke Bantul lebih berkeinginan untuk melihat keindahan alam, desa wisata, kebudayaan, kuliner dan produk-produk kerajinan khas Bantul lainnya.

“Kalau memang tujuannya mall, pastinya lebih memilih kota lain dengan mall lebih besar seperti Jakarta,” imbuhnya.

Bambang menambahkan, selama ini wisatawan tidak pernah mempermasalahkan keberadaan hotel berbintang, karena cukup nyaman menginap di hotel kecil atau homestay.

Menurutnya, mereka juga tidak kesulitan untuk menikmati hiburan lain, lantaran jarak Bantul dengan pusat Kota Yogya tidak terlalu jauh.

“Banyak wisatawan yang minat menginap di Bantul. Di Desa Wisata Tembi misalnya, penuh dengan wisatawan asing yang menginap di homestay. Perkembangan hotel berbintang di Bantul tidak menemui hambatan. Kalaupun tidak bisa berkembang sehingga Bantul minim hotel berbintang, tidak masalah karena tidak akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan,” katanya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *